Serangga Seribu Rupa

Minggu, 12 Juni 2011

C

apung, siapa yang tidak mengenal serangga cantik satu ini. Salah satu spesies serangga yang ditemukan di seluruh dunia dengan keunikan tersendiri yang jarang kita temukan dari spesies serangga lainnya. Serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata ini, jarang berada jauh-jauh dari air tempat mereka bertelur dan menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Di berbagai daerah di Indonesia sendiri serangga yang satu ini memiliki banyak nama antara lain, papatong, kinjeng, coblang, kasasiur, dan tjapung.
Capung yang akan kita bahas sekarang memiliki nama ilmiah Subordo Anisoptera yang tentu saja berbeda dari capung jarum. Terdapat perbedaan yang mudah terlihat antara capung jenis ini dengan capung jarum. Capung umumnya bertubuh relative besar dan jika hinggap di suatu tempat capung akan membentangkan sayapnya kesamping. Berbeda dengan capung jarum yang bertubuh relative lebih kecil dengan bentuk tubuh yang pipih dan hinggap dengan sayap tertutup keatas.
Capung menyebar luas baik di sawah, hutan, kebun, danau, dan sungai. Terdapat sekitar 5000 spesies capung yang tersebar di seluruh dunia. Siklus hidup capung tidak jauh dari air. Bahkan, hampir seluruh siklus hidup serangga cantik ini dihabiskan dengan berada di dekat air terutam ketika mereka berada pada fase nimfa. Walaupun demikian saat telah menjadi capung seutuhnya umur hidup mereka hanya sekitar 4 bulan. Pada fase nimfa-lah siklus hidup capung paling lama dihabiskan yaitu mencapai 4-5 tahun.
Bukan hanya siklus hidupnya yang unik, capung ternyata merupakan predator. Ini terjadi pada saat capung berada pada fase nimfa. Capung dikatakan predator pada fase ini karena mereka memiliki penjepit yang sangat kuat yang mampu mencabik-cabik tubuh mangsanya. Pada fase ini capung akan memangsa berudu maupun ikan-ikan kecil. Selain itu, capung juga merupakan perenang ulung. Saat telah mencapai usia dewasa sebagai capung seutuhnya, mereka akan memangsa serangga lain seperti nyamuk, ngengat, kutu, maupun kupu-kupu. Oleh karenanya, para petani tidak pernah menganggap capung sebagai hama, justru mereka merasa diuntungkan dengan keberadaan capung dan terkadang menganggap capung sebagai hiburan dengan bermain-main bersama capung.

Di masyarakat kita sendiri capung dikenal sebagai hewan pendeteksi pencemaran air. Hal ini karena salah satu kebiasaan unik capung yang senang hidup di air bersih sehingga jika di sebuah sungai atau danau maupun di tempat-tempat berair lain tidak terdapat capung yang tinggal maka dapat dipastikan air yang ada disana telah tercemar. Bukan hanya air, capung juga dapat menjadi indikator udara yang bebas polusi.
Keunikan capung tidak hanya sampai disitu, serangga mungil ini rupanya juga memiliki peran penting dalam ekosistem. Mereka menjadi penyeimbang ekosistem dengan menjadi salah satu mata rantai bagi hewan-hewan yang lebih besar. Bahkan keberadaan capung sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Konon pada saat itu, capung merupakan salah satu serangga prasejarah yang dapat bertahan hidup dan terus beradaptasi dengan lingkungannya sampai saat ini.
Di beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan kuliner-kuliner uniknya, capung merupakan salah satu bahan masakan yang paling digemari. Bersama dengan serangga lain seperti belalang dan laron, capung dapat diolah menjadi masakan yang lezat dan sangat digemari oleh masyarakat kita. Di China dan Jepang capung sejak dulu telah menjadi salah satu bahan untuk pengobatan tradisional. Hal ini terinspirasi dari salah satu julukan capung “ dokter ular ” dimana masyarakat mempercayai bahwa capung terbang mengikuti ular yang sedang terluka lalu menyembuhkannya.
Di jaman modern ini, capung telah menimbulkan inspirasi bagi manusia. Salah satunya, kemampuan terbang capung yang dikenal sangat hebat telah menginspirasi para arsitek pesawat terbang untuk menciptakan sebuah jenis helicopter dengan desain dan teknis yang disamakan dengan kemampuan terbang capung.
Capung dapat terbang sangat cepat hingga mencapai kecepatan 50 kilometer per jam. Mereka dapat bermanuver, terbang maju dan mundur saat hendak menangkap mangsa yang terbang di udara. Mereka juga memiliki penglihatan visual yang hebat sebagai keuntungan dari lensa mata mikro mereka yang berjumlah 30.000 buah yang dapat mengarah pada titik yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan capung menjadi sangat sulit untuk ditangkap.
Fakta-fakta tersebut yang kemudian mengilhami para ahli untuk merancang sebuah helicopter dengan bentuk dan kemampuan yang sama seperti yang dimiliki capung.
Capung juga memiliki berbagai manfaat ekonomis. Salah satumya, serangga cantik ini telah sejak lama menjadi inspirasi bagi para seniman batik dalam membuat ragam hias dengan menjadikan capung sebagai motifnya. Bukan hanya pada batik tetapi juga pada ukir-ukiran, emas, berlian, dan lukisan yang juga menjadikan capung sebagai pusatnya. Tak jarang karya-karya seperti ini mendapat apresiasi tinggi dengan nilai jual yang cukup menggiurkan.
Di bidang pariwisata, capung pun dapat menjadi salah satu ciri khas sebuah obyek wisata. Sebuah daerah wisata yang memiliki populasi capung yang cukup besar dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin melihat dan berinteraksi lebih dekat dengan serangga-serangga hebat ini, apalagi dengan kondisi lingkungan saat ini yang hampir tidak memungkinkan kita untuk selalu menjumpai capung tentunnya ini merupakan salah satu peluang bisnis unik yang dapat menawarkan keuntungan yang cukup besar.
Capung dengan berbagai keunikan dan kehebatannya tentu akan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Bagaimanapun kita tidak bisa memungkiri bahwa kita masih membutuhkan mereka. Namun sayangnya, kita terkadang terlalu sombong untuk sekedar memperhatikan hal-hal kecil namun berarti besar seperti para capung. Kita terkadang lupa dengan berbagai manfaat yang sesungguhnya telah ditawarkan secara gratis oleh serangga unik ini.
Oleh karenanya, marilah kita mulai untuk mencintai lingkungan kita. Dimulai dari hal kecil yang bisa kita lakukan dengan mengamati kebiasaan capung yang dapat menjadi indikator pencemaran lingkungan. Dengan semakin sedikitnya capung yang ada di lingkungan sekitar kita, berarti kita perlu melakukan berbagai tindakan untuk memeperbaiki kebersihan lingkungan. Bukankah ini juga merupakan suatu keuntungan bagi kita jika kita ingin sejenak mengamati dan bertindak demi kelangsungan hidup anak cucu kita di masa mendatang.
Peran capung memang sangatlah besar bagi manusia, namun capung tetap membutuhkan manusia. Kita dan capung sama-sama saling membutuhkan, mengapa tidak mencoba untuk bekerjasama dengan mereka untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih baik dengan lingkungan yang bersih dan sehat, manfaat ekonomis dan teknologi yang bisa kita manfaatkan untuk peradaban dan kemajuan kita semua nantinya. Capung, serangga mungil dengan seribu rupa bagi manusia, alam, dan makhluk lainnya.

0 komentar:

Posting Komentar