C
|
apung, siapa
yang tidak mengenal serangga cantik satu ini. Salah satu spesies serangga yang
ditemukan di seluruh dunia dengan keunikan tersendiri yang jarang kita temukan
dari spesies serangga lainnya. Serangga yang tergolong ke dalam bangsa Odonata ini, jarang berada jauh-jauh
dari air tempat mereka bertelur dan
menghabiskan masa pra-dewasa anak-anaknya. Di berbagai daerah di Indonesia
sendiri serangga yang satu ini memiliki banyak nama antara lain, papatong, kinjeng, coblang, kasasiur, dan tjapung.
Capung
yang akan kita bahas sekarang memiliki nama ilmiah Subordo Anisoptera
yang tentu saja berbeda dari capung jarum. Terdapat perbedaan yang mudah
terlihat antara capung jenis ini dengan capung jarum. Capung umumnya bertubuh
relative besar dan jika hinggap di suatu tempat capung akan membentangkan
sayapnya kesamping. Berbeda dengan capung jarum yang bertubuh relative lebih
kecil dengan bentuk tubuh yang pipih dan hinggap dengan sayap tertutup keatas.
Capung
menyebar luas baik di sawah, hutan, kebun, danau, dan sungai. Terdapat sekitar
5000 spesies capung yang tersebar di seluruh dunia. Siklus hidup capung tidak
jauh dari air. Bahkan, hampir seluruh siklus hidup serangga cantik ini
dihabiskan dengan berada di dekat air terutam ketika mereka berada pada fase
nimfa. Walaupun demikian saat telah menjadi capung seutuhnya umur hidup mereka
hanya sekitar 4 bulan. Pada fase nimfa-lah siklus hidup capung paling lama
dihabiskan yaitu mencapai 4-5 tahun.
Bukan
hanya siklus hidupnya yang unik, capung ternyata merupakan predator. Ini
terjadi pada saat capung berada pada fase nimfa. Capung dikatakan predator pada
fase ini karena mereka memiliki penjepit yang sangat kuat yang mampu
mencabik-cabik tubuh mangsanya. Pada fase ini capung akan memangsa berudu
maupun ikan-ikan kecil. Selain itu, capung juga merupakan perenang ulung. Saat
telah mencapai usia dewasa sebagai capung seutuhnya, mereka akan memangsa
serangga lain seperti nyamuk, ngengat, kutu, maupun kupu-kupu. Oleh karenanya,
para petani tidak pernah menganggap capung sebagai hama, justru mereka merasa
diuntungkan dengan keberadaan capung dan terkadang menganggap capung sebagai
hiburan dengan bermain-main bersama capung.
Di masyarakat kita sendiri capung dikenal sebagai hewan pendeteksi pencemaran air. Hal ini karena salah satu kebiasaan unik capung yang senang hidup di air bersih sehingga jika di sebuah sungai atau danau maupun di tempat-tempat berair lain tidak terdapat capung yang tinggal maka dapat dipastikan air yang ada disana telah tercemar. Bukan hanya air, capung juga dapat menjadi indikator udara yang bebas polusi.
Keunikan
capung tidak hanya sampai disitu, serangga mungil ini rupanya juga memiliki
peran penting dalam ekosistem. Mereka menjadi penyeimbang ekosistem dengan
menjadi salah satu mata rantai bagi hewan-hewan yang lebih besar. Bahkan
keberadaan capung sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Konon pada saat itu,
capung merupakan salah satu serangga prasejarah yang dapat bertahan hidup dan
terus beradaptasi dengan lingkungannya sampai saat ini.
Di
beberapa daerah di Indonesia yang terkenal dengan kuliner-kuliner uniknya,
capung merupakan salah satu bahan masakan yang paling digemari. Bersama dengan
serangga lain seperti belalang dan laron, capung dapat diolah menjadi masakan
yang lezat dan sangat digemari oleh masyarakat kita. Di China dan Jepang capung
sejak dulu telah menjadi salah satu bahan untuk pengobatan tradisional. Hal ini
terinspirasi dari salah satu julukan capung “ dokter ular ” dimana masyarakat
mempercayai bahwa capung terbang mengikuti ular yang sedang terluka lalu
menyembuhkannya.
Di
jaman modern ini, capung telah menimbulkan inspirasi bagi manusia. Salah
satunya, kemampuan terbang capung yang dikenal sangat hebat telah menginspirasi
para arsitek pesawat terbang untuk menciptakan sebuah jenis helicopter dengan
desain dan teknis yang disamakan dengan kemampuan terbang capung.
Capung
dapat terbang sangat cepat hingga mencapai kecepatan 50 kilometer per jam.
Mereka dapat bermanuver, terbang maju dan mundur saat hendak menangkap mangsa
yang terbang di udara. Mereka juga memiliki penglihatan visual yang hebat
sebagai keuntungan dari lensa mata mikro mereka yang berjumlah 30.000 buah yang
dapat mengarah pada titik yang berbeda. Hal inilah yang menyebabkan capung
menjadi sangat sulit untuk ditangkap.
Fakta-fakta
tersebut yang kemudian mengilhami para ahli untuk merancang sebuah helicopter
dengan bentuk dan kemampuan yang sama seperti yang dimiliki capung.
Capung
juga memiliki berbagai manfaat ekonomis. Salah satumya, serangga cantik ini
telah sejak lama menjadi inspirasi bagi para seniman batik dalam membuat ragam
hias dengan menjadikan capung sebagai motifnya. Bukan hanya pada batik tetapi
juga pada ukir-ukiran, emas, berlian, dan lukisan yang juga menjadikan capung
sebagai pusatnya. Tak jarang karya-karya seperti ini mendapat apresiasi tinggi
dengan nilai jual yang cukup menggiurkan.
Di
bidang pariwisata, capung pun dapat menjadi salah satu ciri khas sebuah obyek
wisata. Sebuah daerah wisata yang memiliki populasi capung yang cukup besar
dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin melihat dan
berinteraksi lebih dekat dengan serangga-serangga hebat ini, apalagi dengan
kondisi lingkungan saat ini yang hampir tidak memungkinkan kita untuk selalu
menjumpai capung tentunnya ini merupakan salah satu peluang bisnis unik yang
dapat menawarkan keuntungan yang cukup besar.
Capung
dengan berbagai keunikan dan kehebatannya tentu akan sangat berguna bagi
kehidupan manusia. Bagaimanapun kita tidak bisa memungkiri bahwa kita masih
membutuhkan mereka. Namun sayangnya, kita terkadang terlalu sombong untuk
sekedar memperhatikan hal-hal kecil namun berarti besar seperti para capung.
Kita terkadang lupa dengan berbagai manfaat yang sesungguhnya telah ditawarkan
secara gratis oleh serangga unik ini.
Oleh
karenanya, marilah kita mulai untuk mencintai lingkungan kita. Dimulai dari hal
kecil yang bisa kita lakukan dengan mengamati kebiasaan capung yang dapat
menjadi indikator pencemaran lingkungan. Dengan semakin sedikitnya capung yang
ada di lingkungan sekitar kita, berarti kita perlu melakukan berbagai tindakan
untuk memeperbaiki kebersihan lingkungan. Bukankah ini juga merupakan suatu
keuntungan bagi kita jika kita ingin sejenak mengamati dan bertindak demi
kelangsungan hidup anak cucu kita di masa mendatang.
Peran
capung memang sangatlah besar bagi manusia, namun capung tetap membutuhkan
manusia. Kita dan capung sama-sama saling membutuhkan, mengapa tidak mencoba
untuk bekerjasama dengan mereka untuk menjadikan hidup kita menjadi lebih baik
dengan lingkungan yang bersih dan sehat, manfaat ekonomis dan teknologi yang
bisa kita manfaatkan untuk peradaban dan kemajuan kita semua nantinya. Capung,
serangga mungil dengan seribu rupa bagi manusia, alam, dan makhluk lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar