Bab
II
Kebetulan yang Langka
“Ibu, aku
sudah membuat sarapan, mari kita makan bersama bu,”
“Kau
bangun pagi sekali An, biasanya kau tidak mau memasak untuk sarapan pagi
seperti ini.” Jawab sang ibu dengan nada menggoda.
“Ibu ini,
ini kan hari special bu,” Jawab gadis muda itu dengan wajah tersipu malu.
“Ah,
benar, ini hari pertama kau masuk kuliah bukan?” Jawab sang ibu, mulai mengerti
maksud anaknya. “Tidak terasa kau sudah dewasa sekarang, sudah bukan lagi gadis
kecil ibu yang dulu, padahal rasanya baru kemarin ibu mengantarmu pergi ke
sekolah dasar.” Lanjut ibunya dengan mata menerawang.
“Ibu ini,
aku tidak sedewasa yang ibu kira, mungkin bagi orang lain aku sudah dikatakan
telah dewasa, tapi ibu masih bisa tetap menganggapku sebagai gadis kecil ibu.”
“Bagaimanapun aku masih tetap Anna yang dulu bu, gadis kecil yang selalu
merepotkan ibu.” Kata gadis muda itu sambil tersenyum.
“Kau
benar, sudahlah mari kita sarapan sekarang, kau sudah harus berangkat sebentar
lagi bukan? Tentunya kau tidak ingin terlambat dihari pertama kuliahmu.” Sahut
ibunya sambil berjalan ke ruang makan.
Sesampainya
di ruang makan, sang ibu tersenyum kecil melihat masakan yang dihidangkan
putrinya. “Dia memang sudah bukan gadis kecilku lagi.” Kata sang ibu dalam
hati.
“Maaf bu,
aku hanya bisa menghidangkan masakan sederhana untuk sarapan kita pagi ini. Ibu
tahu aku belum begitu pandai memasak seperti ibu, tapi setelah ini aku akan
lebih giat lagi belajar memasak.”
“Tidak
apa, kau sudah cukup pandai memasak, ibu tidak menyangka kau bisa belajar
secepat ini.” “Lagipula masakanmu sangat enak.” Lanjut ibunya.
“Syukurlah
kalau ibu menyukainya”.
Mereka
berdua menikmati sarapan pagi dengan tenang, sang ibu memang sejak lama
menetapkan peraturan bahwa selama makan tidak ada yang boleh berbicara
sepenting apapun masalah yang ingin dibicarakan, jika pada saat makan, maka
harus ditunda dulu.
***
“Ibu, aku
berangkat.”
“Ya,
hati-hati dijalan. Nikmati hari pertamamu ya.” Jawab sang ibu.
Anneliese
Victoria Campbell adalah seorang gadis berumur 17 tahun yang sangat cuek namun
dia bisa menjadi begitu perasa jika sudah menyangkut orang lain terutama
ibunya. Dia tipe gadis energik yang tidak kenal lelah. Tidak ada satupun teman
di sekolahnya dulu yang tidak mengenalnya. Walaupun dia adalah tipe gadis yang
cuek dan tidak begitu banyak bersosialisasi, namun siapa yang tidak mengenal putri
dari seorang desainer wanita paling sukses Vivian Cecilia Campbell. Seorang
desainer berdarah Inggris-Jepang yang kemampuannya sudah diakui dunia
internasional.
Anna
bergegas mengeluarkan Ferrari sport merahnya, dia tidak ingin terlambat dihari
pertama kuliah, apalagi jarak dari rumahnya ke